Jayapura, FEB UOGP News – Bertempat di ruang kuliah C3 & C4 FEB UOGP, kegiatan Kerohanian Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua berlangsung dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dihadiri oleh Pimpinan Fakultas, Pimpinan Program Studi, Dosen, Staf, Pekarya dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua (10/03/2023).
Dalam pembacaan kitab Yohanes pasal 13 ayat 21 hingga 30 berthemakan “Yesus Memperingatkan Yudas”, Pendeta Isak Samuel Deda, M.Th memaparkan bahwa ada percakapan yang menarik, percakapan tentang “siapa yang nanti akan serahkan Yesus?” (ayat 21-26).
Yohanes selalu tidak mau menyebut dirinya dalam seluruh tulisan kitabnya. Petrus menyuruh Yohanes untuk bertanya kepada Guru bahwa siapa yang nanti akan menyerahkan Yesus. Lalu Yesus berkata dan memberi tanda yang sangat jelas dengan roti perjamuan.
Jadi kita melihat bahwa sangat mudah dan tidak ada jaminan bahwa mengikuti Yesus selama 3 setengah tahun itu diyakini hidup kita dapat membuat kita menyangkal Dia, Sangat mungkin untuk menyangkal Yesus, karena itu kesetiaan sampai akhir adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita, tutur Pendeta Isak.
Dalam khotbahnya menyatakan bahwa perkataan Yesus, dari mulai mengenal Yesus, dari mulai percaya kepada Yesus, dari mulai mengimani seluruh janji-Nya, dari mulai berjalan bersama Yesus harus dipertahankan sampai akhir hidup kita.
Karena itu menjadi sesuatu yang sangat penting. Mengakhiri nama baik, gampang skali dengan menyangkal Yesus. Mengakhiri nama baik, gampang sekali dengan hidup berbuat tidak semono. Menyangkal nama Yesus dengan hidup tidak beriman, hidup asal-asalan, gampang sekali dalam hidup kita. Yudas memberi contoh itu, dalam hidup kita. Bahwa begitu mines tiga setengah tahun bukanlah jaminan untuk tetap setia sampai akhir.
Tapi kita belajar untuk tidak boleh menggampangkan sesuatu dalam hidup kita, pada akhirnya kita akan merugikan nama baik kita sendiri dan seluruh perjalanan hidup kita. Sangat mungkin, tetapi kita harus pergi dan bertahan kepada kesetiaan, pada waktu kita diberkati di geraja, kita harus mempertahankan ikrar janji setia kita itu sampai akhir, tidak ada yang mudah.
Mempertahankan kesetiaan itu tidak mudah, dan kita mau belajar sesuatu dari apa yang Tuhan mau ajarkan buat kita. Jadi reputasi bisa berakhir kapan saja, kalau kita tidak menjaga nama baik kita sendiri. Murid tampang yang baik, Yudas… kita belajar satu hal dari dia, ujar Pendeta Isak.
Lebih lanjut, dalam khotbahnya menyatakan bahwa kita belajar dari ayatnya yang ke 27, murid tanpa roh kudus. Biarpun ikut Yesus, tetapi tidak ada roh kudus didalam hidupnya, mau bagaimana mungkin kita tahu. Kata dirasuk oleh iblis itu dalam ayatnya yang ke-27 dalam bahasa abina adalah “esikomai” yang artinya roh setan itu mendiami hatinya.
Jadi iblis itu masuk ke dalam hatinya dan mendiami. Tidak saja mendiami hatinya, tetapi menguasai. Bagaimana mungkin, 3 setengah tahun ikut Yesus, saksikan mujizat, punya kasih. Tetapi hasil akhirnya, rohnya dikuasai oleh iblis.
Jadi kita bisa saja hidup tanpa roh kudus, ada orang kristen bilang begini “ah kita kan hidup di dunia ini jadi kita pasti berbuat dosa terus, tidak cocok dengan ayat alkitab”. Kita terlalu lemah, jadi kita berbuat dosa itu hal yang mudah. Itu konteks yang salah, yang harus diperbaiki, ucap Pendeta Isak.
Seorang kristen, kalau sudah terima Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat harus hidup dalam kekudusan. Tidak ada alasan untuk berkata bahwa karna saya didunia, jadi saya hidup berdosapun tidak apa, saya hidup dari hari ke hari tidak mempermuliakan Tuhan, tidak apa, siapa yang bilang, Alkitab tidak mengajarkan itu.
Yang Alkitab ajarkan adalah bahwa kita harus tetap hidup dalam kekudusan. Itu saja tidak mudah, karna iblis bisa masuk mempengaruhi hidup kita. Mana yang kita pilih dari seluruh perjalanan hidup kita. Karena ada dua roh yang bekerja di dunia ini. Roh Kudus dan Roh Setan bekerja bersamaan, cakap Pendeta Isak.
Tidak ada jaminan, saya pergi ke geraja setiap hari, saya penuh dengan roh kudus. Tidak ada jaminan, saya hamba Tuhan, saya penuh dengan roh kudus. Tidak ada jaminan. Karna setiap hari kita dipengaruhi oleh roh setan.
Jadi kita mau belajar untuk tidak menghancurkan reputasi kita untuk sesuatu yang merugikan kita. Gampang saja, nama baik bisa hancur. Kita bisa tidak tinggal dalam roh kudus setiap hari. Tapi jangan, itu tidak baik. Karena itu, hidup kudus setiap hari adalah alasan untuk hidup sebagai orang kristen, demikian lafal Pendeta Isak. (Yoseb).